“Broken Home” dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Serta Peran Konselor Kristen Mengatasinya

Abstract

Broken Home merupakan hubungan keluarga yang tidak harmonis yang di dalamnya terdapat perceraian dalam keluarga. Adapun faktor terjadinya broken home tersebut karena adanya gangguan kominukasi yang kurang efektif dalam keluarga antara suami dan istri maupun anak, adanya egosentris antara suami dan istri, dan diakibatkan juga oleh faktor ekonomi yang lebih maupun kurang dapat mengakibatkan broken home dalam keluarga, ketidak adanyan tanggung jawab dalam diri orang tua dan juga karena jauh dari Tuhan hal ini dapat memicu terjadinya broken home yang mengakiabatkan dampaknya kepada anak-anak, apa lagi bagi anak remaja yang boleh kita katakan dalam mencari jati dirinnya. Tetapi dalam keluarganya mengalami Broken Home (ketidak harmonisan) maka ada dampak yang dialami oleh anak tersebut yaitu dampak psikologi pada anak tersebut yaitu gangguan mental anak, rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan yang tinggi dan anak juga kadang merasa dirinya atau pun kehadirannya di keluarganya merasa tidak di inginkan oleh kedua orang tuanya. Sehingga ia memiliki sikap mengasihani dirinya sendiri dan bahkan anak nanktinya terjerumus ke hal-hal yang berdampak negatif bagi kehidupannya. Maka perlu bagi anak maupun orang tua untuk lebih mendekatkan diri kepada Tujhan, dan selalu berfikir positif juga dalam menghadapi suatu problema maupun masalah. Hal inilah yang juga harus dan perlu di perhatikan sebagai orang tua supaya tetap menjaga keharmonisan dan keutuhan dalam rumah tangga karena dampaknya tidak baik untuk ank-anak apa lagi anak-anak yang sedang mencari jati dirinya dan mencontoh dari orang tuanya maka orang tua juga perlu bersikap yang baik dan membangun komunikasi yang baik dalam keluarga juga.